22 Oktober 2025

MAHAGANEWS.COM

"Menembus Fakta, Mencatat Kebenaran"

Tragedi Runtuhnya Mushola Ponpes Al Khoziny, Bupati Sidoarjo Subandi Sampaikan Duka Mendalam

Sidoarjo, Mahaganews.com – Suasana duka menyelimuti Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, pada Senin sore (29/9/2025). Sebuah tragedi memilukan terjadi di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo. Mushola berlantai tiga yang menjadi pusat kegiatan ibadah para santri mendadak runtuh usai digunakan untuk sholat ashar berjamaah.

Bangunan yang biasanya dipenuhi lantunan doa itu tiba-tiba berubah menjadi tumpukan puing dan debu. Suara jeritan dan tangis santri terdengar bersahut-sahutan saat bagian atas bangunan ambruk menimpa mereka yang masih berada di dalam area mushola. Ratusan santri kala itu sedang beraktivitas, sebagian baru selesai sholat, sebagian lain sedang bersiap menuju kamar asrama.

Kepanikan dan Upaya Evakuasi

Beberapa saksi mata menyebut detik-detik ambruknya bangunan terjadi sangat cepat. Santri yang sempat berada di lantai bawah hanya bisa berlari menyelamatkan diri, sementara mereka yang berada di lantai atas tertimpa reruntuhan. “Tiba-tiba terdengar suara gemuruh seperti petir, lalu bangunan roboh. Semua orang panik, kami berusaha menolong teman-teman yang terjebak,” ujar salah satu santri yang selamat dengan wajah penuh debu.

Tim gabungan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sidoarjo, dibantu TNI, Polri, serta relawan masyarakat segera diterjunkan ke lokasi. Evakuasi dilakukan sejak sore hingga malam hari. Namun, proses tersebut tidak berjalan mudah. Kondisi bangunan yang hancur membuat petugas harus berhati-hati agar tidak menambah korban.

Hingga pukul 21.09 WIB, proses pencarian masih berlangsung. Tim menggunakan kombinasi alat berat dan peralatan manual. Petugas menggali puing demi puing, sementara relawan dan warga sekitar berbaris membentuk rantai manusia untuk memindahkan material bangunan. Ambulans berjajar di halaman pondok, siap membawa korban ke rumah sakit terdekat.

Bupati Sidoarjo Turun Langsung

Bupati Sidoarjo, Subandi, datang langsung ke lokasi kejadian. Dengan wajah penuh keprihatinan, ia menyampaikan belasungkawa mendalam atas musibah yang menimpa ratusan santri tersebut.

“Kami sampaikan duka mendalam kepada keluarga besar Pondok Pesantren Al Khoziny dan semua korban. Pemerintah Kabupaten Sidoarjo memastikan pencarian dan evakuasi akan dilakukan sampai tuntas,” ujar Bupati Subandi.

Ia menambahkan, pihaknya terus berkoordinasi dengan BPBD Provinsi Jawa Timur terkait penggunaan alat berat dalam proses evakuasi. Namun hingga malam ini, penggunaan alat berat belum maksimal karena masih menunggu instruksi teknis agar tidak menimbulkan reruntuhan tambahan yang bisa membahayakan korban yang masih tertimbun.

“Saat ini sebagian anak-anak sudah berhasil dievakuasi dan dibawa ke rumah sakit. Namun sebagian lainnya masih tertimpa puing-puing. Kita mohon doa dan kesabaran, tim masih terus berupaya,” jelasnya.

Tangisan Santri yang Selamat

Di lokasi kejadian, suasana haru menyelimuti. Santri-santri yang berhasil selamat terlihat menangis histeris, mencari teman sekelasnya yang belum ditemukan. Beberapa orang tua yang mendengar kabar juga berdatangan ke pondok, menunggu kabar kondisi anak mereka.

“Anak saya mondok di sini, tadi saya dapat telepon dari teman-temannya. Saya tidak tahu bagaimana keadaannya sekarang,” ucap seorang wali santri dengan mata sembab, menunggu di antara kerumunan.

Relawan kesehatan memberikan pertolongan pertama bagi santri yang mengalami luka ringan. Sementara itu, tim medis rumah sakit terdekat sudah siaga menerima pasien dengan kondisi yang lebih serius.

Penyebab Masih Diselidiki

Hingga berita ini diturunkan, penyebab pasti runtuhnya mushola belum bisa dipastikan. Aparat kepolisian telah memasang garis polisi dan melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP). Diduga ada faktor kelalaian konstruksi, namun hal ini masih menunggu hasil penyelidikan lebih lanjut.

“Kita belum bisa memastikan apa penyebab runtuhnya bangunan ini. Saat ini fokus utama adalah penyelamatan korban. Nanti setelah semua korban berhasil dievakuasi, barulah tim teknis dan kepolisian akan mendalami penyebab pasti,” ungkap seorang petugas kepolisian di lokasi.

Dalam kesempatan itu, Bupati Subandi juga mengingatkan masyarakat terkait pentingnya izin pembangunan. Ia menegaskan bahwa musibah seperti ini tidak boleh terulang kembali. Pembangunan yang dilakukan tanpa memperhatikan aspek legalitas dan keamanan bisa membahayakan banyak nyawa.

“Kami akan sosialisasikan kembali, kalau ada pembangunan yang tidak dilengkapi izin akan kita hentikan. Pemkab Sidoarjo tidak ingin ada musibah serupa terjadi lagi. Keselamatan masyarakat adalah prioritas utama,” tegas Subandi.

Menurutnya, ke depan Pemkab akan memperketat pengawasan pembangunan, terutama di fasilitas pendidikan dan keagamaan yang menampung banyak orang. Ia berharap semua pihak lebih disiplin dalam mengurus perizinan dan mengikuti standar teknis bangunan.

Doa Bersama dan Harapan

Meski suasana penuh kepanikan, doa bersama terus dipanjatkan di lokasi. Para santri yang selamat, relawan, aparat, hingga masyarakat sekitar terlihat mengangkat tangan, memohon agar proses evakuasi berjalan lancar dan korban segera ditemukan.

“Semoga semua korban bisa segera ditemukan, baik yang selamat maupun yang sudah berpulang. Ini cobaan berat bagi kita semua,” ucap salah seorang pengasuh pondok dengan mata berkaca-kaca.

Malam itu, sinergi antar elemen terlihat jelas. Semua pihak bahu-membahu, tanpa mengenal lelah. Para relawan terus mengangkat material meski debu dan puing membuat sesak napas. TNI dan Polri menjaga lokasi agar proses evakuasi berjalan tertib, sementara BPBD berusaha memaksimalkan segala peralatan yang tersedia.

Belum Ada Data Resmi Korban

Sampai malam ini, jumlah pasti korban masih belum bisa dipastikan. Hal ini karena masih banyak santri yang diperkirakan tertimpa reruntuhan bangunan. “Kami tidak ingin berspekulasi. Data jumlah korban akan kami sampaikan setelah semua berhasil dievakuasi,” kata Bupati Subandi.

Ia meminta masyarakat tidak mudah percaya dengan informasi simpang siur yang beredar di media sosial. Semua perkembangan resmi akan diumumkan langsung oleh pemerintah daerah dan aparat terkait.

Tragedi runtuhnya mushola Ponpes Al Khoziny Buduran, Sidoarjo, meninggalkan luka mendalam bagi keluarga besar pesantren, masyarakat Sidoarjo, dan Jawa Timur pada umumnya. Musibah ini menjadi pengingat bahwa keselamatan dan standar pembangunan harus menjadi prioritas utama, terutama di fasilitas yang menampung ratusan jiwa.

Di tengah duka yang mendalam, semangat gotong royong, doa, dan kepedulian masyarakat menjadi penopang. Harapan terbesar kini tertuju pada proses evakuasi yang bisa segera tuntas dan korban-korban dapat ditemukan.

Bupati Sidoarjo Subandi menutup pernyataannya dengan ajakan kepada seluruh warga Sidoarjo untuk mendoakan para santri dan keluarga korban. “Semoga para korban diberikan kesabaran dan kekuatan. Ini duka kita semua. Mari kita jadikan musibah ini sebagai pelajaran berharga agar lebih berhati-hati di masa mendatang,” pungkasnya. (by)