6 Desember 2025

MAHAGANEWS.COM

Berpilar Fakta, Bergerak untuk Publik.

PEMERINTAH AMATEUR By : Pian andreo H Manurung Ketua Umum Forum Mahasiswa Indonesia

Jakarta -Mahaganews.com,Respons pemerintah pusat dan daerah terhadap bencana banjir yang melanda beberapa wilayah di Sumatera belakangan ini dinilai masih lamban dan belum optimal. Meskipun koordinasi telah dilakukan, di lapangan masih terlihat prosedur yang berbelit-belit dan ketidakjelasan dalam penanganan. Idealnya, Badan Nasional Penanggulangan Bencana ( BNPB ) atau lembaga resmi pemerintah harus siap sedia dengan prosedur tanggap bencana yang cepat dan terkoordinasi, memastikan bantuan dan rehabilitasi dapat segera dirasakan oleh para pengungsi dan korban. Kelambanan ini berpotensi memperburuk kondisi masyarakat yang terdampak sekaligus menunjukkan adanya ketidak siapan dan kelemahan dalam sistem manajemen bencana nasional.

Kemudian respons Pemerintah yang tergesa-gesa dan tidak berbasis investigasi mendalam, Pernyataan awal yang mengesankan bahwa kayu-kayu tersebut semata-mata adalah “kayu lapuk” atau legal dari APL terkesan sebagai upaya untuk menepis isu pembalakan liar, padahal investigasi lapangan yang menyeluruh belum tuntas dilakukan. Forum Mahasiswa Indonesia menyayangkan sikap Kemenhut yang seolah-olah sudah memiliki kesimpulan tanpa audit forensik kehutanan yang kuat, klarifikasi berulang dari pihak Kemenhut menunjukkan inkonsistensi data awal atau ketidakpastian informasi di lapangan, yang merusak kredibilitas institusi. Hal ini memunculkan pertanyaan: mana pernyataan yang benar-benar valid, arus sungai yang membawa bukti fisik atau narasi dari pejabat?

Setiap kali bencana melanda Sumatera, seperti kabut asap pekat yang menyebabkan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA), atau banjir bandang akibat kerusakan hutan, respons yang sering kita lihat adalah ungkapan belasungkawa dan doa bersama. Meskipun niatnya baik, masyarakat di lapangan membutuhkan lebih dari sekadar “pray for Sumatra”. Mereka menuntut pertanggungjawaban dan solusi sistemik dari pemerintah, baik pusat maupun daerah.

Korban jiwa dan kerugian material akibat banjir di Sumatera adalah pengingat menyakitkan akan rapuhnya sistem perlindungan masyarakat kita. Sangat diharapkan pemerintah dapat bergerak lebih cepat dan efektif dalam penanganan jangka pendek maupun panjang. Semoga dengan adanya evaluasi menyeluruh, kita dapat segera melihat Sumatera yang bebas banjir, di mana masyarakatnya dapat hidup tenang tanpa ancaman bencana yang terus menghantui setiap musim hujan tiba.

Akhir kata, banjir di Sumatera adalah PR besar yang tak kunjung usai. Pemerintah harus bangun dari tidur panjangnya dan segera bertindak nyata. Cukup sudah penderitaan rakyat, saatnya solusi yang bicara.red