
JAKARTA —Mahaganews.com, Isu mengenai keberlanjutan proyek Kereta Cepat Whoosh terus ramai dibicarakan publik. Di media sosial maupun pemberitaan, muncul berbagai pandangan, mulai dari anggapan bahwa proyek tersebut tidak prioritas, pemborosan anggaran, hingga tudingan korupsi. Bahkan, ada pula yang menyebut proyek ini sebaiknya dihentikan sampai Bandung saja.
Menanggapi hal itu, pemerhati transportasi Azas Tigor Nainggolan meminta masyarakat untuk melihat Whoosh dari sisi manfaatnya sebagai moda transportasi publik massal, bukan dari kacamata politik.
“Saya ingin melihatnya sebagai alat transportasi publik massal yang bisa memberi manfaat bagi masyarakat. Jangan dipolitisasi karena Whoosh hanyalah sistem transportasi publik,” ujar Tigor saat menjadi narasumber di acara Apa Kabar Indonesia Pagi di TV One, Jumat (31/10/2025).
Tigor menegaskan, sejak dioperasikan secara komersial pada 2023, Kereta Cepat Whoosh sudah memberikan manfaat nyata bagi pengguna. Ia menilai anggapan bahwa Whoosh tidak berguna adalah pandangan yang keliru.
“Kalau ada yang bilang Whoosh tidak bermanfaat, mungkin orang itu sedang salah melihat. Faktanya, selama dua tahun terakhir, sudah ada sekitar 12 juta penumpang yang menggunakan Whoosh untuk perjalanan Jakarta–Bandung dan sebaliknya,” kata Tigor.
Menurutnya, angka tersebut menunjukkan bahwa masyarakat telah menjadikan Whoosh sebagai alternatif transportasi modern yang cepat, nyaman, dan efisien.
“Apakah 12 juta orang itu bukan manusia yang bisa berpikir jernih dan menilai sendiri manfaat Whoosh? Data ini sudah cukup membuktikan bahwa Whoosh dibutuhkan masyarakat,” tambahnya.
Lebih lanjut, Tigor menyampaikan bahwa proyek Kereta Cepat Whoosh sejatinya direncanakan untuk menghubungkan Jakarta hingga Surabaya, Jawa Timur. Jika proyek ini dilanjutkan ke tahap berikutnya, ia yakin manfaatnya akan jauh lebih besar.
“Semakin panjang rute layanan, semakin luas pula akses masyarakat terhadap transportasi publik yang modern dan ramah lingkungan,” jelasnya.
Tigor menekankan pentingnya pembangunan transportasi publik dilandasi kepentingan pelayanan masyarakat, bukan kepentingan politik.
“Mari putuskan kelanjutan proyek Whoosh berdasarkan pertimbangan pelayanan publik, sosial, dan lingkungan yang lebih baik. Dengan tata kelola yang lebih baik, Whoosh bisa menjadi transportasi publik yang aman, nyaman, dan terjangkau,” tuturnya.red
More Stories
Selamat Hari Sumpah Pemuda28 Oktober 2025
Dishub JakTim Klarifikasi Operasi Lintas Jaya yang Viral di Tiktok
Kado Hari Santri, Presiden Setujui Pembentukan Ditjen Pesantren